Mahasiswa Psikologi Dampingi Anak Penyandang Tunagrahita
Tunagrahita memang belum populer terdengar di telinga masyarakat luas. Apa itu tunagrahita? Yaitu keadaan keterbelakangan mental atau biasa disebut retardasi mental. Penyandang tunagrahita biasanya memiliki IQ (Intelegence Quotient) di bawah rata-rata anak normal sehingga menyebabkan fungsi kecerdasan dan intelektualnya terganggu. Tunagrahita merupakan salah satu kelainan psikologis yang ditandai dengan fungsi intelektual yang lamban, yaitu IQ 70 ke bawah berdasarkan tes intelegensi baku. Kelainan ini bisa terjadi sejak dalam kandungan karena faktor organik biologis maupun fungsional.
“Mahasiswa psikologi harus mempunyai kepekaan hati dan mampu mengidentifikasi sejauh mana IQ anak tunagrahita. Inilah yang menjadi salah satu latar belakang kami menerima kunjungan anak SDLB Sengonagung yang dipimpin langsung oleh Bapak Kepala Sukahar bersama dua guru, dan tujuh anak penyandang tunagrahita,” tutur Nanik Kholifah, M.Psi salah satu Dosen Psikologi yang turut serta mendampingi.
Kunjungan anak penyandang tunagrahita dari SDLB Sengonagung ke Universitas Yudharta kali ini dalam rangka melakukan tes IQ (Senin, 30/10/2017) di laboratorium Psikologi mulai jam 08.00-12.00 Wib. Mereka datang disambut dengan hangat oleh para Dosen dan Mahasiswa Psikologi.
Menurut Bapak Sukahar, “Ada tujuh anak tunagrahita yang kami bawa langsung ke laboratorium psikologi Universitas Yudharta. mereka akan mengikuti tes IQ. Hasil tes ini akan kami gunakan sebagai syarat mengikuti berbagai kompetisi yang diikuti anak tunagrahita”, ujarnya.
Saat kegiatan dimulai, Mahasiswa fakultas psikologi berperan sebagai fasilitator sekaligus tester bagi anak penyandang tunagrahita. Para mahasiswa terlihat antusias saat mereka mendampingi dan memberikan arahan. Dari kegiatan ini para mahasiswa mengaku mendapat pengalaman dan pelajaran berharga, karena mereka menerapkan pengalaman belajarnya secara langsung dengan anak penyandang tunagrahita.