Ratusan Peserta Hadiri Seminar Nasional Membendung Radikalisme Agama

Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam Universitas Yudharta Pasuruan (Hima Prodi PAI-UYP) menggelar Seminar Nasional dengan tema “Arah Kebijakan Pendidikan Nasional Dalam Menaggulangi Radikalisme Agama di Zaman Now”, Sabtu (30/12). Hadir dalam seminar Rektor UYP Dr. H. Saifulah, MHI., Dekan FAI Asrul Anan, M.PdI, Kepala Program Studi PAI Ahmad Ma’ruf, M.PdI, Dosen FAI, dan diikuti oleh kurang lebih 500 peserta dari berbagai sekolah dan perguruan tinggi di wilayah Kab. Pasuruan.
Bertindak sebagai Narasumber Prof. Masdar Hilmy, S.Ag., MA, PhD. Guru Besar Ilmu Sosial UIN Sunan Ampel Surabaya (UINSA), Dr. Solehuddin, M.PdI Ketua Cabang Sidoarjo Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU), dan dipandu oleh moderator Dr. Anang Sholekhuddin, M.PdI. Pada awal pemaparan Masdar Hilmy mengatakan, “Universitas Yudharta sudah dijalur yang tepat dalam mengusung nilai-nilai multikural secara kaffah untuk membendung radikalisme agama”. Karena itulah, lanjut Masdar Hilmy, Fenomena radikalisme adalah sebuah keniscayaan, perlu diimbangi dengan regulasi kebijakan dan kegiatan-kegiatan ilmiah semacam ini agar tidak berkembang secara liar”, tutur Wakil Direktur Pascasarjana UINSA.
Ada data dan fakta menarik terkait dengan salah satu faktor yang mempengaruhi tindakan Intoleransi siswa/mahasiswa versi PPIM. Sebanyak 48.95% siswa/mahasiswa merasa pendidikan agama berpengaruh terhadap sikap eksklusivisme (tidak bergaul dengan penganut agama lain). “jadi selama siswa/mahasiswa belum ‘mengatakan’ bahwa dirinya adalah Muslim Indonesia, maka PAI belum dapat dikatakan berhasil dalam menaggulangi radikalisme agama”, tegasnya.
Ia menambahkan, ada beberapa sebab paham radikalisme dalam PAI diantaranya pertama, terdapat split loyalty dalam materi PAI (keberislaman terpisah dari kebangsaan); kedua, visi PAI lebih teosentris daripada antroposentris; ketiga, pengaruh lingkungan (guru, organisasi/Rohis, masyarakat); keempat, otodidak (online independet learning); dan kelima kombinasi faktor-faktor di atas.,” tegas Riviewer Diktis ini.
Sementara itu, Sholehuddin menambahkan bahwa peran pendidikan agama sangat penting dalam menanggulangi radikalisme agama “Pendidikan Agama harus dapat mewujudkan keharmonisan, kerukunan, dan rasa hormat di antara sesama pemeluk agama yang dianut dan terhadap pemeluk agama lain”.