Shariah Economic goes to Jakarta-Yogyakarta
Himpunan Mahasiswa Ekonomi Syariah (HIMAESY) Universitas Yudharta Pasuruan telah mengadakan kegiatan Shariah Economic goes to Jakarta-Yogyakarta, yang berlangsung mulai tanggal 4-7 Desember 2017. Kegiatan ini diikuti oleh 60 peserta yang terdiri dari 4 dosen dan 56 mahasiswa. Serangkaian kegiatan yang menjadi tujuan kali ini antara lain: Bank Indonesia, Museum Bank Indonesia, Bursa Efek Indonesia, Net Mediatama, Universitas Negeri Jakarta, Kementerian Keuangan, Galery Nasional, Monas (Monumen Nasional), UIN Sunan Kalijaga, dan terakhir belanja di Malioboro Yogyakarta.
Bank Indonesia dan Museum Bank Indonesia, merupakan aganda pertama, disana membahas tentang kebijakan Bank Indonesia dalam mengawal kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan perekonomian negara. Setelah beberapa pemaparan selesai di berikan, mahasiswa mendapat tugas untuk mencari data-data yang berhubungan dengan sejarah perekonomian Indonesia melalui Museum Bank Indonesia.
Bursa Efek Indonesia, Atoillah, salah satu mahasiswa yang ikut berkunjung mengatakan “kegiatan seperti ini perlu dilakukan lagi tahun depan karena memberikan pengetahuan yang banyak tentang investasi dan menumbuhkan minat mahasiswa untuk ikut ber-investasi”. Dalam kegiatan tersebut BEI menerangkan dengan jelas bagaimana inflasi dapat mempengaruhi nilai mata uang dari tahun ke tahun sehingga di perlukan investasi untuk masa depan yang lebih baik. Dalam presentasi tersebut dikatakan juga bahwa, di pasar modal terdapat sekitar 60 persen lebih kepemilikan saham oleh pihak asing sehingga dengan mudah “mengoyangkan” saham di Indonesia. Maka dari itu diperlukan lebih banyak lagi investor lokal, khususnya kalangan mahasiswa yang masih punya kemampuan dan bakat yang tinggi untuk bermain investasi di bursa.
Galery Nasional, Galeri Nasional merupakan unit lembaga Negara di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang memiliki kegiatan pameran, preservasi (konservasi & restorasi), workshop, seminar, festival, lomba dan kegiatan lainnya yang dapat meningkatkan pemahaman, keterampilan dan apresiasi seni rupa. Program edukasi dari Galeri Nasional ini berupa workshop tentang tata kelola, arsip dan manajemen pameran. Narasumber dalam workshop ini adalah Zamrud Setya Negara selaku Kepala Seksi Pameran dan Kemitraan, serta Iwa Akhmad Surnawi selaku Seksi Pengumpulan dan Perawatan Koleksi Galeri Nasional Indonesia.
Kementerian Keuangan RI, Penjelasan materi disampaikan oleh Kasubbid Pengembangan Profesi Keuangan Yudi Irmawan, dari Pusat Pembina Profesi Keuangan. Yudi menjelaskan terdapat beberapa profesi keuangan yang dibina oleh Kemenkeu yaitu teknisi akuntansi, akuntan, akuntan publik, penilai publik, dan aktuaris. “Siapapun bisa menjadi Akuntan, yang terpenting adalah pengetahuan, kode etik, dan pengalaman,” jelas Yudi. Acara kunjungan studi ini merupakan bentuk sosialisasi Kemenkeu dalam menyebarluaskan informasi kepada masyarakat, khususnya pada pelajar dan mahasiswa. Harapannya agar informasi dan transparansi yang dilakukan oleh Kemenkeu dapat diketahui secara luas oleh seluruh lapisan masyarakat.
Monas (Monumen Nasional), Monumen Nasional atau yang populer disingkat dengan Monas atau Tugu Monas adalah monumen peringatan setinggi 132 meter (433 kaki) yang didirikan untuk mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat Indonesia untuk merebut kemerdekaan dari pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Pembangunan monumen ini dimulai pada tanggal 17 Agustus 1961 di bawah perintah presiden Sukarno, dan dibuka untuk umum pada tanggal 12 Juli 1975. Tugu ini dimahkotai lidah api yang dilapisi lembaran emas yang melambangkan semangat perjuangan yang menyala-nyala. Monumen Nasional terletak tepat di tengah Lapangan Medan Merdeka, Jakarta Pusat.
Malioboro, merupakan kawasan perbelanjaan yang legendaris yang menjadi salah satu kebanggaan kota Yogyakarta. Penamaan Malioboro berasal dari nama seorang anggota kolonial Inggris yang dahulu pernah menduduki Jogja pada tahun 1811 – 1816 M yang bernama Marlborough. Kolonial Hindia Belanda membangun Malioboro di pusat kota Yogyakarta pada abad ke-19 sebagai pusat aktivitas pemerintahan dan perekonomian. Secara simbolis juga bermaksud untuk menandingi kekuasaan Keraton atas kemegahan Istananya yang mendominasi kawasan tersebut.
Dalam lawatannya ke Ibukota Negara, alhamdulillah dari keberangkatan sampai kepulangan kegiatan HIMAESY berjalan dengan lancar, dan sesuai dengan harapan. Ini semua berkat panitia yang selalu berkomunikasi, kompak, dan menyelesaikan permasalahan dengan diskusi. Dan tak lupa kepada pihak yang mendukung kami dalam transportasi PO. 27 Trans yang bermarkas di Singosari Malang, yang telah membimbing kami sehingga kegiatan ini bisa sukses.