Seminar Nasional Preparing to Survive in the Revolution of Industriy 4.0

Dunia industri Indonesia memasuki era baru yang disebut Revolusi Industri 4.0. hal ini dimulai sejak Presiden Joko Widodo meresmikan peta jalan yang disebut making Indonesia 4.0. Lewat jalan itu, Presiden berharap sektor industri 4.0 bisa menyumbang penciptaan lapangan kerja lebih banyak serta investasi baru yang berbasis teknologi.
Lewat peta jalan itu, Presiden berharap sektor industri 4.0 bisa menyumbang penciptaan lapangan kerja lebih banyak serta investasi baru yang berbasis teknologi. Namun, implementasi industri generasi keempat itu harus diikuti dengan pembentukan ekosistem yang sehat dan berkesinambungan, agar efektif dan dapat menggerakkan seluruh sektor ekonomi. Tak semudah membalikkan telapak tangan, banyak persiapan yang harus dikerjakan.
Untuk meningkatkan keilmuan mahasiswa Ekonomi Syariah Universitas Yudharta Pasuruan, khususnya yang berkaitan dengan Revolution of Industriy 4.0, beberapa mahasiswa mengikuti seminar nasional dengan tema “Preparing to Survive in the Revolution of Industriy 4.0” Selasa 9 Oktober 2018.
Acara ini diadakan oleh Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) dan Senat Mahasiswa (SEMA) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UINSA dalam rangka peringatan ulang tahun yang ke-4, dinarasumberi oleh Difi Ahmad Johansyah Kepala Kantor Perwakilan BI, Abdul Hamid Hasan dari Dinas Koperasi dan UMKM Sidoarjo, Arif Widodo Kepala Bagian Perencanaan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur. Selain kegiatan Seminar Nasional juga diwarnai dengan Pameran UMKM, mulai dari makanan ringan dan kerajinan tangan Masyarakat Sidoarjo.
Adam mahasiswa ESY UYP mengatakan bahwa, penting untuk meningkatkan pengetahuan dan kesiapan menghadapi Revolusi Industri 4.0. Hal ini yang melatar belakangi kegiatan ini sehingga dalam acara seminar juga perlu diselingi dengan pameran UMKM.
“Revolusi Industri 4.0 adalah sesuatu yang penting, makandari itu segala persiapan yang menunjang kesiapannya juga penting. Meningkatkan pengetahuan dan kreatifitas sejak dini sangat perlu untuk menghadapi perubahan yang sangat cepat” ucap Adam.
Difi Ahmad Johansyah Kepala Kantor Perwakilan BI, menerangkan bahwa menurut satu tokoh teknologi di Indonesia ini, masyarakat Indonesia sebenarnya sudah terbiasa menggunakan teknologi, tapi belum memanfaatkannya secara optimal untuk urusan produktivitas yang dapat mengembangkan ekonomi. Padahal revolusi Industri 4.0 ini akan lebih menguntungkan pelaku bisnis, karena dapat mengurangi biaya operasional. Apalagi jika terjadi kolaborasi antarpemain industri. “Untuk itu perlu memperhatikan karakteristik dan bentuk-bentuk perkembangan teknologi saat ini, agar dapat memanfaatkannya secara maksimal dan menyiapkan langkah-langkah antisipasi yang tepat,” ujar Kepala Kantor Perwakilan BI, kemarin.