Menristek Dikti Minta Perguruan Tinggi NU Lakukan Percepatan

Menteri Riset dan Muhammad Nasir menegaskan bahwa seluruh perguruan tinggi di bawah Lembaga Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU) harus melakukan percepatan pada kualitas dan kuantitas.
“Terus terang perguruan tinggi di bawah NU belum maju, tapi berpotensi besar” kata mantan Rektor Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah, ini pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) LPTNU di Kota Bandung, Sabtu (16/2).
Menurut dia, perguruan tinggi NU baru berkembang belakangan ini. Paling tidak, baru dimulai sejak KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menjadi presiden. Jadi, bisa dibilang terlambat.
Namun demikian, itu bukan menjadi alasan Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama tidak maju. Justru harus melakukan percepatan dalam mengejar ketertinggalan, terutama dalam konsentrasi pendidikan umum.
“Selalu saya sampaikan kepada teman-teman, mari kita lari cepat, mari bersama-sama untuk memajukan PTNU. Tanpa kerja keras, jangan sampai berharap maju,” tegas Ketua Lembaga Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama ini.
Ia mendeskripsikan, saat ini perubahan sangat cepat dalam bidang apa pun. Dulu, pos dan giro merupakan pengantar surat terbesar di Indonesia. Tapi sekarang tidak lagi, karena tergantikan oleh perusahaan yang menggunakan teknologi informasi yang canggih. Begitu juga dengan pembayaran di gerbang jalan tol, sekarang tidak lagi menggunakan tenaga manusia.
Dengan demikian, menurut dia, PTNU juga bisa melakukan hal yang sama dalam pelayanan pendidikan. Syaratnya adalah meningkatkan kualitas dengan cepat. Untuk tujuan itu PTNU bisa melakukan kerja sama dengan beragam pihak, baik di dalam maupun luar negeri. (NU Online).