Sosok Mahasiswi Idealis yang Telatan

Mahasiswa adalah sosok ideal dengan segudang pengetahuan dalam bangku kuliah maupun pengalaman dalam berorganisasi, tentunya dengan segudang prestasi, itulah pikiran yang terbersit dalam setiap orang ketika bertemu dengan sosok yang disebut mahasiswa, wajar… mereka adalah calon-calon pemimpin masa depan yang akan mengantarkan bangsa kita ini agar semakin makmur dan mampu berdaya saing dalam kancah dunia Internasional.
Salah satu mahasiswa tersebut adalah sebut saja Lia, saat ini sedang sibuk menyusun skripsi agar mampu menyelesaikan studi tepat waktu. Dimata teman-teman seangkatannya lia adalah mahasiswi yang ideal, kenapa demikian? Ya, setiap ada diskusi kelas si Lia tidak pernah absen untuk mengemukakan pendapat sehingga tidak jarang ketika diskusi mengalami kebuntuan, Lia hadir untuk menawarkan solusi yang cemerlang sehingga teman kelasnya merasa mendapatkan solusi mencerahkan, bahasa pak dul sosok seperti ini disebut ahlinya ahli.
Wanita kelahiran Pasuruan ini tidak demikian ketika berapa pada awal semester, dimana Lia merupakan pribadi yang pendiam, pasif dalam diskusi atau ketika presentasi kelompoknya. Lia jarang sekali berpendapat dalam forum diskusi, ketika dia terpaksa harus berpendapat menjawab pertanyaan Lia menjawab dengan singkat dan padat.
Namun pendiamnya Lia tidak bertahan lama, yakni pada semester empat (4) dia mulai tampak kepandaiannya, pada forum diskusi dia selalu aktif baik dalam menjawab maupun bertanya, tidak sedikit pengakuan dari teman-temannya sangat terbantu dengan jawabannya, karena menurut kawan angkatannya dalam menjelaskan dia paparkan dengan jelas dan gamblang membuat penanya menjadi paham. Sayangnya pada waktu jam kuliah, Lia sering datang terlambat, bahkan waktu ujian akhir semester diapun datang terlambat.
Lia merupakan mahasiswa semester delapan pada program studi Pendidikan Agama Islam menyatakan bahwa “kalau kita ingin jadi baik maka cukup jadi pendiam maka akan dapat nilai baik, lulus tepat waktu, tapi kalau kita mau jadi orang yang bermanfaat bagi orang lain, maka jangan menjadi pendiam”. Ungkapnya. Tenyata pola pikir untuk menjadi orang yang berguna dan bermanfaat inilah yang mendorong Lia untuk berubah dari pendiam menjadi aktif dalam kelas. Setelah mendapatkan gelar sarjana strata 1, Lia berencana langsung melanjutkan studinya ke jenjang strata 2, baginya kita harus berusaha menuntut ilmu secara maksimal, jangan keburu menikah, dengan menikah untuk melanjutkan studi ke jenjang berikutnya akan menjadi berat.