Yudharta, Komitmen Cegah Stunting Di Kabupaten Pasuruan

Yudharta.ac.id-Sebagai tindak lanjut dalam kegiatan aksi 3 Rembuk stunting dalam rangka pencegahan dan penangulangan stunting terintegrasi di Kabupaten Pasuruan yang dilaksankan pada (25/06/2020) secara daring, Rektor Universitas Yudharta Dr. H. Kholid Murtadlo, S.E, M.E. menandatangani Prasasti Komitmen Cegah Stunting “Bersatu padu cegah stunting untuk Pasuruan Maslahat” Rabu (16/07) Di Gedung Nusantara Lantai 3.
Dalam prasasti yang diinisiasi Dinas Kesehatan Kab. Pasuruan tersebut, selain Rektor Universitas Yudharta, Juga tercantum Bupati dan Wakil Bupati, Dinas Kesehatan dan OPD lainya, Camat, Pendamping desa, AKD, Perusahaan, dll. tentunya yang memiliki pandangan padu melakukan konvergensi pencegahan stunting sesuai kapasitas masing-masing.
Wakil Rektor 3 Universitas Yudharta Dr. Khoirul Huda menuturkan sesuai kapasitas dan tupoksi yang telah dirumuskan Bappeda Kab. Pasuruan, Universitas Yudharta akan melakukan beberapa aksi diantaranya Pemberian edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat, serta Penempatan pengabdian mahasiswa pada wilayah lokus stunting.
Heny Prasetyaningrum, SST selaku staf Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Pasuruan menuturkan bahwa Di Kabupaten Pasuruan, ada 10 Desa yang menjadi titik fokus penurunan angka stunting. yakni Desa Jimbaran, Kecamatan Puspo; Desa Petung, Kecamatan Pasrepan; Desa Semare, Kecamatan Kraton; Desa Tenggilisrejo, Kecamatan Gondangwetan; Desa Rejoso Kidul, Kecamatan Rejoso; Desa Winongan Kidul, Kecamatan Winongan; Desa Rebalas, Kecamatan Grati; Desa Kedawung Wetan, Kecamatan Grati; Desa Pasinan, Kecamatan Lekok dan Desa Watuprapat, Kecamatan Nguling.
Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan otak pada anak yang disebabkan karena kekurangan asupan gizi dalam waktu lama, infeksi berulang, dan kurangnya stimulus psikososial. Stunting ditandai dengan panjang/tinggi badan anak lebih pendek dari anak seusianya. Anak stunting akan memiliki tingkat kecerdasan tidak maksimal. Stunting juga menjadikan anak lebih rentan terhadap penyakit dan di masa depan berisiko menurunkan produktivitas.